Kamis, 22 Desember 2011

Memilih Bahan Busana

     Sebelum kita membuat suatu busana kita harus dapat memilih bahan busana (bahan tekstil) sesuai dengan yang kita butuhkan. Pengetahuan tentang bahan tekstil sangat kita butuhkan untuk dapat memilih bahan busana dengan tepat. Disini yantis akan berusaha berbagi tentang pengetahuan bahan tekstil yang meliputi :
      1. Bahan Utama Busana
      2. Bahan Pelapis Busana
      3. Bahan Pelengkap Busana
Ketiga pengetahuan tersebut merupakan pengetahuan dasar yang kita butuhkan dalam pembuatan busana.
1. BAHAN UTAMA  BUSANA
    Bahan utama busana adalah bahan tekstil berupa kain yang menjadi bahan pokok dalam pembuatan busana. 
    Bahan atau kain yang diperdagangkan sangat beragam jenis dan kualitasnya. Untuk dapat memilih bahan yang  tepat sesuai dengan yang kita harapkan, kita harus memperhatikan faktor-faktor sbb :
1). Disesuaikan dengan desain 
Sebelum kita memilih bahan untuk busana yang akan kita buat kita harus menganalisa desain atau model busana secara cermat. Jenis pakaian apa yang akan kita buat, untuk kesempatan apa pakaian tersebut dipakai, siapa yang memakai, bagaimana bentuk tubuh pemakai dll, ini merupakan pedoman bagi kita dalam menentukan bahan busana baik dari segi tekstur, motif, maupun warna bahan.
Letak jatuh bahan yang melangsai pada tubuh atau mengikuti bentuk tubuh dapat diketahui kalau bahan yang
digunakan bertekstur lembut atau melangsai. Untuk bahan yang jatuhnya kaku pada tubuh, dapat diperkirakan kalau bahan yang digunakan agak tebal atau tebal. Begitu juga dengan bahan yang berkilau. Bahan yang berkilau terlihat lebih bercahaya pada desain. Bahan yang tipis dan lembut baik digunakan untuk
model pakaian yang mempunyai lipit-lipit kecil, lipit jarum dan lajur yang dikerut. Contoh bahannya seperti kain chiffon, sutera, saten, dan lain sebagainya. Bahan tipis ada yang transparan atau tembus pandang dan bersifat agak kaku. Contohnya seperti gelas-gelas kaca, organdi dan kain serat nenas. Bahan ini cocok digunakan untuk pakaian yang kerutannya sedikit dan modelnya tidak longgar. Jika pakaian yang dibuat longgar maka letak jatuh bahan pada tubuh terlihat kaku sehingga kesannya kurang bagus. Bahan yang tipis sebaiknya digunakan untuk pakaian yang tidak terlalu sering dipakai seperti pakaian
pesta. Bahan yang tipis biasanya mudah rusak dan lebih rumit dalam pemeliharaannya.
      Bahan yang lembut dan ringan baik digunakan untuk model pakaian yang dikerut atau model pakaian yang agak longgar karena jatuh bahan agak melangsai pada tubuh. Seperti untuk pakaian rumah, pakaian sehari-hari dan pakaian santai.
      Bahan yang agak tebal baik digunakan untuk pakaian berupa mantel, jas, mantel pak dan pantalon terutama untuk jenis pakaian kerja dan pakaian pria. Sesuai dengan
sifat bahan yang tebal dan cukup kuat, maka dapat dibuat untuk pakaian yang sering digunakan. Bahan tebal juga ada yang jatuhnya melangsai dan kaku. Untuk bahan yang agak melangsai dapat digunakan untuk pakaian kerja pria dan wanita berupa jas atau blazer dan pantalon seperti kain bellini, wol, dan lain-lain. Sedangkan bahan yang agak kaku sering digunakan untuk pakaian seragam sekolah seperti rok dan celana sekolah.
     Bahan yang berbulu seperti beledru dapat digunakan untuk model pakaian adat daerah tertentu, pakaian pesta, dan lain-lain. Bahan beledru ini biasanya agak tebal, ada yang lembut dan ada juga yang kaku. Bahan beledru yang berkualitas bagus dapat digunakan untuk pakaian pesta malam. Bahan ini tidak cocok untuk desain pakaian yang memiliki kerutan atau lipit.
     Bahan crepe yaitu bahan yang ada lipatan-lipatan  halus, bisa digunakan untuk beberapa model pakaianpesta siang atau malam, tergantung warna yang dipilih.Bahan ini juga cocok untuk desain yang memiliki kerutan-kerutan  asalkan arah kerut disesuaikan dengan lipit bahan.
     Bahan rajutan, cocok digunakan untuk pakaian santai, kaos kaki, sweater, pakaian bayi terutama untuk baju dingin, dan lain-lain. Biasanya bahan rajutan diolah menggunakan mesin khusus dan sudah berdasarkan pola pakaian tertentu.

2). Memilih bahan yang sesuai dengan pemakai
     Desain pakaian tertentu adakalanya bagus terlihat pada sketsa atau desain, namun setelah pakaian dipakai seseorang bisa saja kecewa karena terlihat aneh memakai pakaian tersebut. Hal ini bisa saja terjadi karena bahan yang digunakan kurang cocok dengan pemakai. Agar tidak keliru dalam memilih bahan sebaiknya bahan yang dipilih di sesuaikan dengan pemakai, seperti jenis bahan, warna bahan, tekstur bahan, corak bahan, dan lain-lain.

Pengaruh jenis bahan terhadap pemakai :
  • Bahan yang tebal dan kaku membuat pemakainya terlihat lebih gemuk karena jatuh bahan pada badan    juga kaku.
  • Bahan yang lembut dan melangsai membuat pemakainya kelihatan lebih langsing karena jatuh pakaian pada badan mengikuti bentuk tubuh. 
  • Bahan yang mengkilap atau berkilau juga dapat memberi efek pemakai terlihat lebih gemuk, maka bahan ini cocok dipakai oleh orang yang bertubuh sedang atau kurus.
Pengaruh corak bahan terhadap pemakai :
  • Corak bahan yang besar-besar sebaiknya dihindari untuk orang yang bertubuh gemuk. Untuk orang yang bertubuh gemuk sebaiknya memilihbahan yang bercorak tidak terlalu besar dan warna-warnayang tidak terlalu cerah. Sesuai dengan psikologi warna,warna yang terang bersifat melebarkan dan warna yang gelapdapat mengecilkan. 
  • Corak yang kecil-kecil, hindari pemakaiannya bagi orang yang kurus. Pemakai yang bertubuhkurus dapat menggunakan bahan yang bercorak tidak terlalukecil atau sedang dan memakai warna yang lebih cerah. 
  • Corak garis diagonal, dapat digunakan untuk menutupi kekurangan bentuk tubuh seseorang yang berpinggul kecil, dan sebaiknya dihindari untuk sesorang yang berpinggul besar. 
  • Corak garis vertikal sangat tepat untuk orang yang bertubuh pendek/gemuk pendek, karena akan memberi kesan lebih tinggi.
  • Corak garis horisontal lebih sesuai untuk orang yang bertubuh tinggi/kurus tinggi agar kelihatan lebih berisi.
Warna bahan merupakan hal yang sangat penting diperhatikan.
  • Warna gelap atau redup hendaknya dihindari bagi orang yang berkulit gelap karena dapat memberi kesan pemakainya bertambah hitam/gelap. 
  • Pemakaian warna yangagak lembut dan terang seperti warna-warna pastel sangatcocok karena dapat memberikan efek lebih terang pada wajahdan kulit. 
  • Sedangkan bagi pemakai yang berkulit kuninglangsat atau putih, hindari pemakaian bahan dengan warna-warna yang lembut dan terlalu terang karena efeknya wajahterlihat lebih pucat.
3). Memilih bahan yang sesuai dengan kesempatan
      Untuk pakaian-pakaian yang sering digunakan seperti pakaian kerja, pakaian rumah, pakaian santai, pakaian sekolah dan pakaian olah raga sebaiknya menggunakan bahan yang menghisap keringat dan umumnya dibuat dari serat alam atau campuran serat alam seperti katun, tetoron, batik cocok digunakan.
      Untuk pakaian pesta, seperti pesta siang, pesta malam, dapat dipilih bahan seperti sutera, brokat, saten, chiffon, beledru dan lain-lain. Untuk pesta siang atau pesta malam, bahan yang digunakan tidak sama. Begitu juga dengan jenis pesta yang dihadiri seperti pesta perkawinan, pesta ulang tahun, pesta selamatan, dan lain-lain. Setiap kesempatan pesta, menuntut penampilan yang berbeda pula.
  • Pakaian untuk pesta siang hendaklah dipilih bahan yang sedikit mewah tetapi tidak berkilau. 
  • Sebaliknya untuk menghadiri pestamalam, dapat dipilih pakaian dari bahan yang mewah, berkilau dan berwarna cerah.
     Untuk pakaian rumah dan pakaian tidur dapat dipilih bahan yang lembut dan nyaman dipakai, seperti katun, lenen, rayon dengan warna yang lembut atau netral. Ini dapat membuat kita nyaman karena aktifitas di rumah banyak dan juga sebagai tempat beristirahat setelah capek bekerja.
     Untuk pakaian olahraga sebaiknya memilih bahan yang menghisap keringat dan elastis agar tidak mengganggu pergerakan. Beberapa jenis olah raga menuntut pakaian yang elastis seperti pakaian renang, senam, lari dan lain-lain. Tetapi untuk pakaian karate, taekwondo, pencak silat dapat dipilih bahan yang menghisap keringat seperti kain katun yang agak tebal.

2. BAHAN  PELAPIS (lining dan interlining)
Bahan pelapis secara garis besar dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu lining dan interlining.
a. Lining
Lining merupakan bahan pelapis berupa kain yang melapisi bahan utama sebahagian maupun seluruhnya. Bahan lining sering juga disebut dengan furing. Bahan lining yang sering dipakai diantaranya yaitu kain hero, kain hvl, kain abutai, kain saten, kain yasanta, kain dormeuil england dan lain-lain.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan lining yaitu :
1) Jenis bahan utama
Jika bahan utama busana bersifat agak kaku seperti bahan untuk pakaian kerja, berupa jas atau semi jas, blazer dan lainlain, hendaklah menggunakan bahan lining yang bertekstur hampir sama, seperti kain hero dan kain abutai agar dapat mengimbangi bahan luarnya. Begitu juga dengan bahan luar yang tipis dan melangsai. Untuk bahan yang melangsai sebaiknya juga menggunakan bahan lining yang lembut dan melangsai seperti kain yasanta, hvl, dll. Bahan yang melangsai dan lembut seperti sutera, terutama bahan yang harganya mahal, lining yang digunakan hendaklah yang sebanding, dengan kata lain lining yang digunakan dapat mempertinggi mutu busana yang dibuat. Untuk bahan yang tipis atau tembus pandang seperti tile atau chiffon dapat menggunakan bahan yang mengkilat seperti saten, tetapi jika pemakai tidak menyukai bahan yang mengkilat dapat juga digunakan bahan yang lembut dan melangsai atau tidak kaku.
2) Warna bahan
Warna bahan untuk lining disesuaikan dengan warna bahan utamanya. Tetapi untuk efek warna tertentu terutama untuk bahan yang tipis dan tembus pandang dapat digunakan warna yang diinginkan, tentunya yang serasi dengan bahan. Bahan lining dapat dipilih bahan dengan warna yang sedikit lebih tua atau sedikit lebih muda dari bahan utamanya.
3) Sifat luntur dan susut kain.
Bahan lining adakalanya luntur dan susut setelah dicuci, terutama lining yang berasal dari bahan katun. Agar lining yang digunakan tidak luntur atau susut setelah dibuatkan busana, hendaklah sebelum digunting terlebih dahulu dicuci dan dikeringkan lalu disetrika. Untuk bahan lining yang luntur setelah dicuci sebaiknya ditukar dengan bahan yang tidak luntur. Bahan yang luntur dapat merusak warna busana yang dibuat.
4) Kesempatan pemakaian busana.
Pemilihan bahan untuk lining juga perlu memperhatikan kesempatan pemakaian busana. Seperti sweater atau baju  dingin atau jaket hendaklah menggunakan lining yang dapat menghangatkan tubuh karena sweater atau jaket ini sering digunakan pada saat udara dingin atau untuk berkendaraan roda dua. Lining yang dapat digunakan diantaranya kain abutai atau sejenisnya. Begitu juga dengan pakaian kerja, hendaklah dipilih bahan lining yang dapat menghisap keringat dan dapat memberi kenyamanan pada saat bekerja, seperti kain hero dan sejenisnya.
b. Interlining
Interlining merupakan pelapis antara, yang membantu membentuk siluet pakaian. Interlining sering digunakan pada bagian-bagian pakaian seperti lingkar leher, kerah, belahan tengah muka, ujung bawah pakaian, bagian pundak pada jas, pinggang dan lain-lain. Interlining banyak jenisnya, diantaranya ada yang mempunyai lem atau perekat dan ada yang tidak berperekat. Interlining yang mempunyai lem atau perekat biasanya ditempelkan dengan jalan disetrika pada bahan yang akan dilapisi. Begitu juga dengan ketebalannya. Interlining ini ada yang tebal seperti untuk pengeras kerah dan pengeras pinggang. Interlining yang relatif tipis dapat digunakan untuk melapisi belahan tengah muka, saku, deppun leher, kerah dan lain-lain.
Jenis-jenis interlining antara lain :
  • Trubenais yaitu kain pelapis yang tebal dan kaku, baikdigunakan untuk melapisi kerah kemeja dan kerah boardatau krah yang letaknya tegak atau kaku dan banpinggang. Trubenais ini ada yang dlapisi plastik dan adajuga yang tidak dilapisi. Trubenais yang dilapisi lebih praktis dalam pemakaiannya karena hanya perludisetrikakan pada bahan yang hendak dilapisi. Sedangkantrubenais yang tidak dilapisi plastik terlebih dahulu perlu dijahitkan pada bahan yang akan dilapisi. Trubenais jenisini biasanya dipakai untuk melapisi ban pinggang rok atau celana.
  • Fisilin yaitu pelapis yang relatif tipis dan mempunyai perekat/lem yang mencair jika disetrika. Jenis ini ada yangsangat tipis, sedang dan agak tebal. Yang baik kualitasnyabiasanya yang sangat tipis. Jenis ini berbentuk serabut  yang berupa lembaran dan mudah robek. Fisilint sering digunakan untuk melapisi kerah pakaian wanita, lapisanbelahan, lapisan rumah kancing vasfoal, dan lain-lain.
  • Bulu kuda, yaitu pelapis yang biasanya digunakan untuk melapisi bagian dada jas atau mantel. Berupa lembarankain tipis yang berwarna agak kecoklatan dan mempunyai lem. Lem ini juga mencair jika disetrika pada bahaan yang akan dilapisi.
  • Pelapis gula merupakan pelapis yang sangat cocok digunakan untuk melapisi bagian dada dan punggungpakaian resmi pria seperti semi jas. Pelapis ini berupa lembaran kain tipis berwarna putih yang dilapisi dengan lem berbentuk gula. Untuk melapisi bagian busana dapatditempelkan dengan cara disetrika pada bahan.
Agar pakaian yang dihasilkan lebih bagus siluetnya hendaklah digunakan lining dan interlining yang tepat sehingga dapat mempertinggi mutu busana yang dihasilkan.
Okai teman sementara itu dulu, mengenai bahan pelengap ikuti saja entri berikutnya.

3 komentar:

  1. yuup. strategi mencampur bahan sisa dalam tekstil kombinasi, minta saran jenis kain yang cocok

    BalasHapus
  2. Kak mau nanya kalo kain yang jatuh tapi tdk transparan utk buat baju yg ada lipit dr pinggang ke panggul agar lipit agak mekar kira2 kain apa ya?

    BalasHapus
  3. Bahan baju doreng hijau tentara 1 meternya berapa ribu ya kak

    BalasHapus